IPB University Perkuat Peran Strategis sebagai Pusat Unggulan Antar Perguruan Tinggi Ketahanan Pangan Nasional

BOGOR — Pemerintah Indonesia melalui Kementrian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi memiliki program pendanaan yang diberikan kepada Perguruan Tinggi Negeri (PTN) untuk memenuhi Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN) Indonesia tahun 2025-2045.

IPB University menjadi salah satu Perguruan Tinggi yang mendapatkan dana hibah tersebut melalui program Pusat Unggulan Antar Perguruan Tinggi (PUAPT) untuk bidang Ketahanan Pangan atau disebut juga sebagai Program Inter University Center (IUCFE) For Excellence In Food Security.

Program Pusat Unggulan Antar Perguruan Tinggi (PUAPT) dirancang sebagai inisiatif strategis untuk memperkuat ketahanan pangan nasional melalui lima fokus utama. Program ini mencakup produksi tanaman pangan hasil tinggi, akuakultur tangguh dan berkelanjutan, penerjemahan teknologi untuk ternak lokal, ), pengolahan berkelanjutan makanan aman dan berkualitas, dan gizi dan kesehatan masyarakat.

Untuk merealisasikan program tersebut, IPB mendapat alokasi dana hibah sebesar Rp190 miliar. Anggaran ini dialokasikan untuk sejumlah kebutuhan, yakni 91,32% untuk pengadaan peralatan, 4,84% untuk pekerjaan sipil ringan, 1,42% untuk pelatihan dan sertifikasi staf non-gelar, serta 2,42% untuk pelaksanaan lokakarya, seminar, dan kolaborasi. Di samping itu, PUAPT juga ditargetkan menghimpun dana pendamping senilai Rp20 miliar, atau setara 10,52% dari total anggaran yang diberikan pemerintah.

Penandatanganan Kontrak Kerja Program Pusat Unggulan Antar Perguruan Tinggi (PUAPT) dilaksanakan pada 1 Desember 2023 di Hotel AYANA Midplaza, Jakarta. Rektor IPB University, Prof. Arif Satria, secara resmi menandatangani perjanjian tersebut sebagai bentuk komitmen institusi dalam memperkuat peran strategis dalam ketahanan pangan nasional. Hadir dalam kesempatan itu Kepala Lembaga Riset Internasional Pangan, Gizi dan Kesehatan (LRI-PGK), Prof. Dr. Ir. Drajat Martianto, MSi, serta Sekretaris LRI-PGK, Prof. Dr. Ing Azis Boing Sitanggang, STP., MSc.

Sebagai institusi pelaksana, PUAPT IPB University memainkan peran sentral sebagai hub riset nasional yang fokus pada peningkatan kapasitas ketahanan pangan dan gizi. Program ini ditujukan untuk mendukung regulasi berbasis bukti ilmiah, mendorong kemajuan sektor produksi pertanian, serta mempercepat pengembangan bahan pangan bergizi. Kontribusinya tidak hanya berhenti pada aspek akademik, tetapi juga berdampak langsung pada upaya mengatasi tiga beban masalah gizi di Indonesia. Pemantauan terhadap pelaksanaan program PUAPT dilakukan melalui fasilitasi kegiatan riset, pelatihan, dan pengembangan kapasitas yang relevan dengan isu ketahanan pangan dan gizi.

Dalam pelaksanaan Program PUAPT, IPB University menunjuk Lembaga Riset Internasional Pangan, Gizi dan Kesehatan (LRI-PGK) sebagai project implementation unit (PIU). LRI-PGK memegang peran sentral dalam mengoordinasikan pelaksanaan program di lingkungan IPB yang melibatkan lima fakultas utama, yaitu Fakultas Pertanian (FAPERTA), Fakultas Teknologi Pertanian (FATETA), Fakultas Peternakan (FAPET), Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan (FPIK), serta Fakultas Ekologi Manusia (FEMA).

Ruang lingkup pelaksanaan program mencakup pengadaan peralatan, pekerjaan sipil ringan, pelatihan, hingga pengembangan kapasitas sumber daya manusia. Seluruh agenda dijalankan secara terstruktur guna mendukung pembangunan sektor pangan dan gizi secara nasional.

Sejak awal tahun 2024, LRI-PGK aktif menggelar berbagai rapat koordinasi untuk memastikan kelancaran program. Beberapa agenda penting yang telah dilaksanakan antara lain pertemuan-pertemuan koordinasi untuk memantau progress Pengadaan Alat pada bulan Maret dan Helpdesk Finalisasi Pengadaan Alat pada bulan April. Tak hanya berfokus pada aspek teknis dan infrastruktur, program ini juga membuka ruang kolaborasi global. Hal tersebut terlihat dari partisipasi IPB dalam Focus Group Discussion (FGD) bersama The Australian National University (ANU) pada April 2024, sebagai bagian dari penguatan jejaring riset internasional.

Kegiatan lainnya mencakup penyusunan laporan progress report semester I pada Mei dan Juni, serta pelaksanaan monitoring berkala seperti Checklist Alat dan Renovasi Gedung yang berlangsung hingga Desember. Evaluasi program juga dilakukan melalui kegiatan monitoring and evaluation (monev) oleh Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi (Ditjen Dikti) pada Agustus dan Kantor Audit Internal (KAI) IPB pada Oktober 2024.

Selama proses pelaksanaan, sejumlah tantangan seperti perizinan impor alat, kenaikan harga akibat inflasi, dan keterbatasan ketersediaan alat menjadi isu utama. Namun, seluruh kendala tersebut direspons dengan strategi pengadaan yang adaptif dan fleksibel, memastikan bahwa target dan keberlanjutan program tetap terjaga.

“Monitoring bukan hanya soal kepatuhan, tetapi memastikan bahwa apa yang kami bangun memberi manfaat konkret dalam penguatan sistem pangan nasional,” ujar Prof. Drajat Martianto, Kepala LRI-PGK.

Upaya memperkuat daya saing global dalam pengelolaan pusat unggulan terus dilakukan IPB University. Pada September 2024, delegasi IPB bersama empat perguruan tinggi negeri lainnya — Universitas Indonesia (UI), Universitas Gadjah Mada (UGM), Institut Teknologi Bandung (ITB), dan Universitas Airlangga (UNAIR) — melakukan kunjungan studi ke Australia. Kegiatan ini bertujuan menimba pengalaman dari institusi unggulan dunia, salah satunya The Australian National University for Climate, Energy & Disaster Solutions (ANU ICEDS).

Kunjungan tersebut menjadi langkah strategis untuk membuka peluang kerja sama internasional serta mereplikasi praktik-praktik terbaik dalam pengembangan pusat unggulan. Sinergi global ini diharapkan dapat memperkuat implementasi Program PUAPT dan memperluas jangkauan dampaknya.

Sebagai bentuk pertanggungjawaban atas pelaksanaan program, Lembaga Riset Internasional Pangan, Gizi dan Kesehatan (LRI-PGK) menyusun laporan akhir program PUAPT di IPB tahun 2024 yang difinalisasi pada 29 November 2024 di Gedung Graha Samida, Bogor. Penyusunan laporan dilakukan secara kolaboratif dengan melibatkan pimpinan unit yang terllibat pada kegiatan PUAPT dan tim pelaksana sebagai wujud akuntabilitas terhadap capaian program sepanjang tahun berjalan.

Melalui program PUAPT, IPB University tidak hanya menargetkan keberhasilan dalam aspek implementasi program, tetapi juga memposisikan PUAPT sebagai motor penggerak kolaborasi nasional dan internasional dalam membangun ketahanan pangan yang inklusif dan berkelanjutan.

Capaian konkret dari program ini tercermin dalam laporan akhir PUAPT tahun 2024 mencatat pencapaian 100 persen pada seluruh komponen fisik dan anggaran. Rinciannya 92,43 persen untuk pengadaan alat dan barang, 3,90 persen untuk pekerjaan sipil, serta 3,68 persen untuk pelaksanaan program lunak. Pencapaian ini menegaskan posisi IPB University sebagai model keberhasilan dalam penyelenggaraan pusat unggulan di tingkat nasional.

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *