Delegasi NFA Papua New Guinea dan ATSEA Pelajari Inovasi Sea Farming PKSPL IPB University di Kepulauan Seribu – Pusat Kajian Sumberdaya Pesisir dan Lautan

Jakarta, 6 Desember 2025 — Pusat Kajian Sumberdaya Pesisir dan Lautan (PKSPL) IPB University menerima kunjungan studi dari delegasi National Fisheries Authority (NFA) Papua New Guinea dan Arafura and Timor Seas Ecosystem Action (ATSEA) Program sebagai upaya penguatan kerja sama regional berbasis ilmu pengetahuan dan pemberdayaan masyarakat pesisir.

Kunjungan ini diselenggarakan sebagai rangkaian diplomasi ilmiah dan pertukaran pengetahuan untuk memperkuat tata kelola sumber daya laut kawasan Arafura dan Timor. Sejak awal kegiatan, delegasi yang beranggotakan Kenneth Yhuanje, Terence Kedamwana, Rachel Rabi, Nancy Taka, dan Vagi Rei disambut oleh tim PKSPL IPB di Marina Ancol sebelum melakukan perjalanan laut menuju Sea Farming Center PKSPL IPB di Perairan Semak Daun Kepulauan Seribu.

Fokus Pembelajaran: Inovasi Sea Farming untuk Ketahanan Pangan Laut dan Konservasi

Di Sea Farming Center-Perairan Semak Daun Kepulauan Seribu, delegasi berpartisipasi dalam sesi diskusi intensif bersama Muhammad Qustam Sahibuddin (pakar PKSPL IPB University) mengenai:

  • Tiga Pilar Kelembagaan Sea Farming (Fishing Right, insentif teknis, sosial dan ekonomi, dan pengelolaan lingkungan dan sumberdaya,
  • Implementasi Program Sea Farming di Kelurahan Pulau Panggang, Kab. Adm. Kepulauan Seribu, 
  • IPTEK sistem teknologi budidaya laut,
  • Community-based  masyarakat pulau kecil berbasis mariculture,
  • Konservasi ekosistem laut dangkal melalui Sea Farming.

Para peserta mengapresiasi pendekatan Sea Farming PKSPL IPB yang tidak hanya berorientasi pada peningkatan produksi, tetapi juga memastikan keberlanjutan ekologi dan inklusi masyarakat lokal sebagai pelaku utama industri marikultur (budidaya laut).

Sinergi Regional untuk Industri Perikanan Berkelanjutan

Kunjungan ini memperkuat kerjasama strategis antara PKSPL IPB, lembaga riset kelautan internasional, dan otoritas perikanan negara tetangga. Delegasi menyampaikan ketertarikan terkait:

  • Modifikasi Sistem Sea Farming di Indonesia yang dikawal oleh PKSPL IPB, bagaimana konsep produksi pangan bersinergi dengan konservasi, 
  • pengembangan pilot project Sea Farming di Papua New Guinea (PNG). Sebagian besar masyarakat PNG fokus ke perikanan tangkap, dan bisa dikatakan budidaya laut tidak ada,
  • program pertukaran riset dan peningkatan kapasitas,

PKSPL IPB menyambut baik peluang tersebut dan menyampaikan kesiapan mendukung transfer ilmu dan teknologi Sea Farming di Papua New Guinea.

Kunjungan ini menjadi bukti komitmen PKSPL IPB untuk terus:

  • mengembangkan teknologi kelautan berbasis riset,
  • menjadi pusat rujukan pembangunan ekonomi biru di tingkat regional,
  • menjembatani kolaborasi akademik–pemerintah–industri untuk keberlanjutan kelautan dan perikanan.

PKSPL IPB menegaskan bahwa pembangunan perikanan dan kelautan hanya dapat berjalan efektif, efisien, dan berkelanjutan bila setiap stakeholder mampu berkoordinasi bersama dalam menjembatani dan menciptakan kebijakan berbasis riset, untuk kesejahteraan masyarakat.

Kegiatan kunjungan dan diskusi teknis Sea Farming  ini juga berkontribusi langsung terhadap pencapaian Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs) melalui optimalisasi teknologi Sea Farming untuk meningkatkan ketahanan pangan laut di wilayah pesisir dan pulau kecil (SDG 2), pengembangan model ekonomi biru berbasis budidaya laut masyarakat yang mendorong pertumbuhan ekonomi dan lapangan kerja (SDG 8), penerapan praktik budidaya ramah lingkungan guna menjaga keberlanjutan ekosistem pesisir dan laut (SDG 14), serta penguatan kemitraan antara lembaga riset, pemerintah, dan organisasi internasional dalam mendorong inovasi kelautan yang berkelanjutan (SDG 17).

Kontak Media:
📧 humas@pksplipb.or.id
🌐 www.pkspl.ipb.ac.id
📱 Instagram & TikTok: @pkspl_ipb_university
📘 Facebook: PKSPL IPB
📺 YouTube: PKSPL IPB University

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *