Nusantara TV kembali menggelar Nusantara Sustainability Trend (Nature), sebuah forum strategis yang membahas isu-isu penting terkait pembangunan berkelanjutan di Indonesia. Tahun ini, Nature mengangkat topik pangan dan energi dalam forum bertajuk “Fostering Sustainable Growth”, dengan fokus utama pada sektor pangan dan energi. Kegiatan ini diselenggarakan pada Rabu, 28 Mei 2025, dan disiarkan secara langsung melalui kanal Nusantara TV.
Acara dibuka dengan sambutan dari Presiden Direktur Nusantara TV, yang menyampaikan bahwa pangan merupakan urusan paling elementer yang menjadi tanggung jawab pemerintah demi mewujudkan bangsa yang lebih baik. Dalam sambutannya, Menteri Transmigrasi M. Iftitah Sulaeman, S.H., M.A., turut menegaskan bahwa tujuan utama program transmigrasi adalah menciptakan sumber daya manusia Indonesia yang unggul guna mendukung pertumbuhan ekonomi nasional.
Dalam forum ini, Prof. Dr. Ir. Drajat Martianto, M.Si., selaku Kepala Lembaga Riset Internasional Pangan, Gizi, dan Kesehatan IPB University, hadir sebagai salah satu narasumber utama. Ia membawakan materi dengan topik “Mendorong Produksi Pangan Berkelanjutan dan Rekomendasi untuk Transformasi Sistem Pangan di Indonesia.”
Selain Prof. Drajat, forum ini juga menghadirkan sejumlah narasumber lainnya, antara lain:
- Andriko Noto Susanto, S.P., M.P., Deputi Penganekaragaman Konsumsi dan Keamanan Pangan, Badan Pangan Nasional,
- Britania Sari, Praktisi Pertanian dan Pangan Berkelanjutan sekaligus Pendiri Akarintis,
- Ahmad Juwaini, Ketua Dewan Pengurus Yayasan Dompet Dhuafa.
Dalam pemaparannya, Prof. Drajat menekankan pentingnya kolaborasi lintas sektor untuk menciptakan sistem pangan yang tangguh, inklusif, dan ramah lingkungan. Ia menyoroti pentingnya persiapan matang dalam program Pemenuhan Pangan dan Gizi atau biasa disebut dengan istilah Makan Bergizi Gratis (MBG), termasuk keseimbangan kandungan gizi dan standar keamanan pangan (food safety) yang baik.
Sementara itu, Britania Sari menyampaikan perlunya regulasi dari pemerintah untuk mendorong diversifikasi pangan. Ia menekankan bahwa konsumsi pangan masyarakat tidak seharusnya bergantung hanya pada beras, melainkan perlu mengadopsi pola makan yang lebih beragam.
Dr. Andriko Noto Susanto menyoroti pentingnya ketahanan pangan melalui peningkatan produksi dalam negeri dan upaya menjaga keberlangsungan petani. Sejalan dengan hal tersebut, Prof. Drajat menambahkan bahwa teknologi pertanian harus digunakan secara bijak. Smart farming, menurutnya, perlu diterapkan pada klaster tertentu, dan pendekatan terhadap petani harus disesuaikan dengan karakteristik wilayah masing-masing.
Diskusi yang berlangsung dinamis ini menghasilkan berbagai rekomendasi strategis, antara lain perlunya inovasi dalam rantai pasok pangan, dukungan kebijakan berbasis riset, serta penguatan peran masyarakat sipil. Forum Nature tahun ini menjadi wadah penting untuk membangun sinergi antara pemerintah, akademisi, pelaku usaha, dan masyarakat dalam mewujudkan pertumbuhan berkelanjutan di Indonesia, khususnya di bidang pangan dan gizi bagi seluruh lapisan masyarakat.

